Jumat, 18 Desember 2009

Untitled #08

Hai guys! Bertemu lagi dengan saya, SAI dalam coretan. FYI! Notes ini menjadi yang kedelapan dan delapan itu, menurut saya merupakan angka keramat! (prok-prok-prok, haha). Baiklah, notes ke-8 kali ini saya khusus membicarakan mengenai masalah rasa, perasaan, dan sekitarnya. Jadi, disini saya akan sedikit melankolis namun tetap kritis.

Berbicara mengenai rasa, tidak jauh dari sesuatu yang disebut perasaan. Ketika kita merasakan tentang rasa & perasaan, tidak lepas dari organ manusia yang dinamakan hati. Rasa merupakan cerminan emosi seseorang dan emosi itu merupakan sesuatu yang labil, naik turun temponya. Dapat dikatakan rasa merupakan sesuatu yang abstrak, tak terduga. Rasa hanya bisa dirasakan, tak bisa dipikirkan. Sebab itulah yang membuat rasa menjadi sesuatu yang berjuta warnanya. Kadang rasa membuat kita menjadi sedih, gembira, hingga merasa marah. Di saat itulah, terkadang logika tidak berfungsi semestinya. Kita seolah-olah dibutakan oleh rasa yang menggiring kita larut dalam emosi. Kemudian perasaan emosi inilah yang diekspresikan dengan marah, menangis, hingga pada akhirnya mempengaruhi mood kita.

Uniknya, perasaan tidak mudah diungkapkan. Perasaan lebih mudah diekspresikan. Perasaan memang bermain pada tataran komunikasi non verbal. Inilah yang menyebabkan perasaan susah diterka, dimengerti. Butuh kepekaan dalam memahami perasaan. Dengan kepekaan, kita dapat memahami perasaan kita untuk kemudian kita mengontrolnya.

Sungguh merupakan anugerah yang indah bagi kita untuk memiliki rasa dan perasaan. Saya tidak bisa membayangkan jika semua orang di dunia ini tidak memiliki rasa dan perasaan. Wow, mungkin kita tak akan pernah melihat aksi solidaritaas, aksi protes, hingga kisah percintaan. Mungkin tidak ada peradaban manusia, karna Hawa pun diciptakan karena Tuhan mengerti Adam merasa kesepian, sendiri di bumi. Bahkan mungkin suatu negara tidak akan terbentuk karena membentuk suatu negara dibutuhkan rasa persatuan. Ilustrasi-ilustrasi tersebut memperlihatkan anugerah yang patut kita syukuri.

Indah rasanya jika kita dapat mensyukuri apa yang ada di dunia ini. Di waktu kita merasa gembira, kita dianugerahi ekspresi tertawa. Saat kita merasa sedih, kita dianugerahi ekspresi menangis. Tidak ada yang salah ketika kita mengekspresikan suasana hati kita. Hanya bagaimana kita harus menyikapinya. Ketika kita gembira, ingatlah bahwa itu merupakan suatu rezeki yang harus dibagikan kepada orang lain, bukan untuk menyombongkan diri. Begitu juga ketika kita merasa sedih, berbagilah karena hal itu sesungguhnya merupakan sebuah rezeki berupa kesempatan untuk memperoleh pelajaran hidup. Ya, tidak ada manusia yang tidak lepas dari apa yang disebut pelajaran hidup.

So, sikapilah dengan benar ketika kita mengalami sebuah pelajaran hidup. Terutama dalam hal rasa & perasaan. Karna obat dari semua itu tidaklah mudah. Saat sedih ingatlah bahwa kita makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Berbagilah dengan orang lain atau dengan Tuhan. Jangan sebut dia manusia jika tidak mau saling berbagi. Dan jangan sebut Tuhan itu ada jika kita tidak berbagi apa yang kita alami padaNya. Bedanya, manusia dapat memberi solusi secara langsung sedangkan Tuhan secara tidak langsung atau melalui perantara, entah itu melalui manusia atau melalui suatu perantara. Namun, tidak dipungkiri bahwa keduanya merupakan sesuatu yang nyata.

Satu hal yang pasti dari Tuhan bahwa, ''Tuhan mengerti batas kemampuan manusia, jadi Tuhan tidak akan memberikan pelajaran hidup yang di luar batas kemampuan manusia''. Percayalah, ketika kita memperoleh sebuah pelajaran, hal itu pasti dapat kita selesaikan dengan saling berbagi. Berbagilah.

''Hidup itu sebenarnya memiliki seribu jalan yang gelap. Kita hanya perlu sepercik cahaya guna mengetahui jalan-jalan yang terhampar untuk kemudian menentukan pilihan kemana jalan yang harus kita tempuh''.

*Lion's Spirit-SAI

2 komentar: